Antara Saya, Mesjid dan Sistem Informasi.


chainHubungannya apa yah antara ketiganya? Sebenarnya tidak ada, hanya sayanya saja yang menghubung-hubungkan. Jadi ceritanya begini, bulan februari 2016 kemaren merupakan momen saya dan keluarga pindah domisili, rumah asal saya daerah manglayang pindah ke daerah Ciwastra. Atau sederhananya pindah dari daerah kekuasaan Bupati Bandung;DN ke daerah kekuasaan Walikota Bandung;RK (waktu bikin pernyataaan ini kok rasanya bahagia banget yah; semoga Kang Emil mau menerima saya sebagai salah satu penduduknya hahahahaha selamat tinggal om Robbi Hendriyanto yang masih setia dengan \\DN\\. Dan Alhamdulillah-nya, rumah idaman kami dekat dengan mesjid sebagaimana cita-cita saya klo punya rumah mau dekat mesjid biar sholat 5 waktunya bisa di mesjid setiap waktu. Mengapa demikian? Karena sudah sejak lama saya menginginkan dapat selalu sholat berjamaah setiap waktu ketika berada di rumah. Ujungnya….(langsung saja yah), saya coba untuk selalu berangkat ke mesjid setiap waktu ketika adzan telah berkumandang dan apa yang terjadi? Saya merasa perjuangan untuk sealu berangkat ke mesjid setiap waktu saat adzan berkumandang berat sekali untuk Move On yaitu antara niat dan impelementasi luar biasa sulit. Analisis saya, hal ini terjadi karena saya sebelumnya belum mempunyai kebiasaan untuk sholat berjamaah di mesjid. Cerita terkait saya sudah, terkait mesjid juga sudah. Lalu, apa hubungannya dengan sistem? Nah ini yang penting, kondisi Move on tadi (ketika saya mencoba membiasakan diri untuk ke mesjid) sama halnya ketika sebuah organisasi mencoba untuk mengimplementasikan sebuah sistem yang baru katakanlah sebuah sistem informasi. Sistem Informasi baru yang dihasilkan tidak semerta-merta dapat begitu saja jalan dengan sendirinya.  Banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi sebuah sistemninformasi, baik faktor teknis maupun non-teknis. Perencanaan sistem, infrastruktur dan teknik implementasi merupakan salah satu kunci dalam penerapan sistem informasi yang baik. Struktur organisasi bisnis dan proses manajemen yang baik juga merupakan kunci sukses keberhasilan penerapan sistem informasi. Mumpung lagi sadar hahaha, saya akan uraikan satu per satu secara singkat faktor-faktor tersebut:

  • Perencanaan Sistem dan infrastruktur, organisasi dapat menggunakan pendekatan atau metode yang disarankan oleh ward and peppard terkait perencanaan strategis sistem informasi
  • Teknik implementasi, terkait Sistem informasi pendekatan SDLC yang baik tentunya akan menghasilkan produk/sistem yang baik.
  • Struktur organisasi bisnis dan proses manajemen, organisasi dapat menggunakan teknik assesment Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) yang dikembangkan oleh Cameron and Quinn dimana terdapat 4 (empat) indikator yang digunakan yaitu
    • Budaya Clan
    • Budaya Adhocracy
    • Budaya Market
    • Budaya Hierarki

catatan khusus: Hasil dari assessment OCAI terkait implementasi Sistem Informasi, dapat digunakan untuk melihat kecenderungan budaya yang sedang berjalan serta cocoknya budaya apa yang diinginkan oleh organisasi berkaitan dengan implementasi sistem informasi.

  • Nah untuk mendukung semua aspek sistem informasi dilihat dari sudut pandang sumber daya informasi dapat digunakan Assesment Maturity Level IT Governance.

Sebagai catatan terkait hal ini, untuk move on memang berat, apalagi bila sebelumnya kita mempunyai budaya yang membuat kita berada dalam kondisi nyaman. Hal ini sama dengan kondisi saya dimana sebelumnya tidak punya kebiasaan ke mesjid setiap waktu. Namun sebagaimana  penjelasan saya sebelumnya, tidak ada yang tidak mungkin, daaannnnnn pada akhirnya kebiasaan ke mesjid bisa saya lakukan dengan merubah perilaku terkait hal tersebut seperti bangun lebih pagi dan langsung mandi sebelum shubuh (walaupun ini juga belum rutin saya lakukan hahaha), menyiapkan pakaian untuk khusus sholat dan sebagainya. Analogi dengan hal ini, keberhasilan implementasi sistem informasi juga tentunya akan berhasil apabila organisasi telah menyiapkan segala sesuatunya dan menjadi ‘awareness’ bagi semua pihak yang terlibat mulai dari pimpinan sampai level paling bawah yangbterlibat dalam proses bisnis ‘core’-nya bahwa perubahan merupakan suatu hal yang baik dan dapat meningkatkan kinerja organisasi.

Begitulah sekelumit kehidupan antara saya, mesjid dan sistem informasi, masih untung judulnya bukan antara AKU, KAU dan KUA hahahaha.

Referensi

  1. O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems, fifteenth edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
  2. Beyer, D.L., & Haug, R. (nd).VOrganizational Culture: Diagnosing a Customer Contact Company. Retrieved Dec. 14, 2014.[2]
  3. http://backgroundimages.eu/albums/isolation/chain-link.jpg 

One response to “Antara Saya, Mesjid dan Sistem Informasi.”

Leave a Reply